السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ.
Tiada kata yang sangat indah, tiada kata yang sangat layak untuk
kita ucapkan pada hari ini selain kata syukur atas kehadirat Allah SWT yang
tidak pernah berhenti memberikan kita nikmat-Nya, sehingga kita semua dapat
hadir di tempat yang penuh mubarakah ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada manusia
yang paling penyayang diantara menusia lainnya, makhluk yang paling mulia di antara
semua makhluk ciptaan Allah SWT yang kita kenal dengan sebutan nama Muhammad
bin Abdullah SAW.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini saya akan menyampaikan
sedikit ceramah tentang bahaya sifat Riya dalam beribadah.
Arriya’ (الرياء)
berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan. Sedangkan
yang dimaksud dengan riya’ adalah memperlihatkan (memperbagus) suatu amalan
ibadah tertentu seperti shalat, shaum (puasa), atau lainnya dengan tujuan agar
mendapat perhatian dan pujian manusia. Al
Hafiah Ibnu hajar Alsqo’ani dalam kitabnya Fathul Baari berkata “ Riya ialah
menampakan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku
amalan itu”.
Riya adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya, bahkan
penyakit hati inilah yang sangat dikhawatirkan Rasulullah SAW akan menimpa
umatnya, sebagaimana sabdanya :
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ
الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ
الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya
yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy
syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud
dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar
Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742).
Mengapa Rasulullah sampai takut penyakit hati
ini akan menimpa umatnya? Begitu berbahayanyakah sifat riya ini? Telah jelas
bahwa sifat riya sangatlah berbahaya ada sebuah kisah yang menceritakan tentang
bahayanya sifat riya ini.
Dari Abu Hurairoh bahwa telah berkata seorang penduduk Syam yang bernama
Natil kepadanya,”Wahai Syeikh ceritakan kepada kami suatu hadits yang engkau
dengar dari Rasulullah saw.’ Abu Hurairoh menjawab,’Baiklah. Aku telah
mendengar Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya orang yang pertama kali
didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia
diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian
orang itu ditanya,’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku
telah berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan
kepadanya,’Engkau berbohong, sesungguhnya engkau berperang agar engkau
dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’Kemudian
Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka.
Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan
berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang
engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah mempelajari ilmu dan
mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau
berbohong sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang
yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al
Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan
agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi
seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan
seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun
mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang
itu menjawab,’Aku tidak meninggalkan
satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah
menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau melakukan hal
itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan
(gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan
dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)
Dari kisah di atas telah memberikan pelajaran bagi kita bahwa ketika kita
melakukan suatu ibadah hanya karena ingin dilihat dan ingin dipuji oleh manusia,
semua amalan ibadah kita itu akan
sia-sia dan tidak diterima oleh Allah SWT, Rasulullah SAW pernah berasabda :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ
خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima suatu amal kecuali dengan ikhlash dan dengannya mengharap wajah-Nya.” (riwayat Nasai dengan sanad bagus)
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima suatu amal kecuali dengan ikhlash dan dengannya mengharap wajah-Nya.” (riwayat Nasai dengan sanad bagus)
Dan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ghasiyah ayat 1-4
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ ﴿١﴾ وُجُوهٌ
يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ ﴿٢﴾ عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ﴿٣﴾ تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً ﴿٤﴾
1. Sudah
datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? 2. Banyak muka pada hari
itu tunduk terhina, 3. bekerja keras lagi kepayahan, 4. memasuki api yang
sangat panas (neraka),
Itulah bahaya dari sifat riya yang dijelaskan
Allah SWT di dalam Q.S Al Ghasyiyah, Allah menjelaskan bahwa betapa banyak
orang ketika di dunia telah melakukan banyak amal ibdah akan tetapi di akhirat
mereka mendapatakan balasan api neraka, karena mereka melakukan suatu ibdah
bukan karena Allah SWT akan tetapi hanya ingin dilihat dan dipuji oleh manusia.
Oleh karena itu marilah kita membersihkan hati kita dengan memperbanyak istigfar dan ketika kita melakukan suatu amalan ibadah janganlah berniat untuk dipuji oleh manusia karena semua itu akan menghapus pahala dari amalan ibdah yang kita kerjakan. Ada sebuah pentun yang telah saya buat berhubungan dengan bahaya sifat riya dan pantun ini juga adalah penutup dari ceramah singkat ini.
Oleh karena itu marilah kita membersihkan hati kita dengan memperbanyak istigfar dan ketika kita melakukan suatu amalan ibadah janganlah berniat untuk dipuji oleh manusia karena semua itu akan menghapus pahala dari amalan ibdah yang kita kerjakan. Ada sebuah pentun yang telah saya buat berhubungan dengan bahaya sifat riya dan pantun ini juga adalah penutup dari ceramah singkat ini.
Buah sarikaya dimakan gajah,
Gajahnya bengong di siang bolong.
Orang yang riya dalam beribadah,
Bagaikan menabung di kantong yang bolong.
Inilah ceramah
yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar
datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru
itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput
dari salah, khilaf dan dosa.
Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an
laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wassalamu
alaikum warohmatullahi wabarokaatuh….
Mardian Saputra
16.3300.044
Manajemen Dakwah
Ijin salain
BalasHapusSangat membantu
Ceramahnya bagus banget saya suka terutama pantunnya,gak ada gunanya beramal hanya karna ingin dipuji orang lain.
HapusKak ana punya teman namanya ria dia itu sering dicenng cengin uhhh Riya'gimam kalo menurut kakak
BalasHapusThanks kultumnya bagus izan salin
BalasHapushai hp aku ip
BalasHapusKak, aku izin pakai yaa
BalasHapusCeramah nya bagus jazakallahu khoiran
Bguss bngattt
BalasHapusBagus banget izin pake
BalasHapus