Kamis, 15 Juni 2017

Contoh ceramah tentang riya

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ.
Tiada kata yang sangat indah, tiada kata yang sangat layak untuk kita ucapkan pada hari ini selain kata syukur atas kehadirat Allah SWT yang tidak pernah berhenti memberikan kita nikmat-Nya, sehingga kita semua dapat hadir di tempat yang penuh mubarakah ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada manusia yang paling penyayang diantara menusia lainnya, makhluk yang paling mulia di antara semua makhluk ciptaan Allah SWT yang kita kenal dengan sebutan nama Muhammad bin Abdullah SAW.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini saya akan menyampaikan sedikit ceramah tentang bahaya sifat Riya dalam beribadah.
Arriya’ (الرياء) berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan. Sedangkan yang dimaksud dengan riya’ adalah memperlihatkan (memperbagus) suatu amalan ibadah tertentu seperti shalat, shaum (puasa), atau lainnya dengan tujuan agar mendapat perhatian dan pujian manusia. Al Hafiah Ibnu hajar Alsqo’ani dalam kitabnya Fathul Baari berkata “ Riya ialah menampakan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.
Riya adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya, bahkan penyakit hati inilah yang sangat dikhawatirkan Rasulullah SAW akan menimpa umatnya, sebagaimana sabdanya :
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742).
Mengapa Rasulullah sampai takut penyakit hati ini akan menimpa umatnya? Begitu berbahayanyakah sifat riya ini? Telah jelas bahwa sifat riya sangatlah berbahaya ada sebuah kisah yang menceritakan tentang bahayanya sifat riya ini.
Dari Abu Hurairoh bahwa telah berkata seorang penduduk Syam yang bernama Natil kepadanya,”Wahai Syeikh ceritakan kepada kami suatu hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw.’ Abu Hurairoh menjawab,’Baiklah. Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya orang yang pertama kali didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian orang itu ditanya,’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong, sesungguhnya engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’Kemudian Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku  tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau  berbohong sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)
Dari kisah di atas telah memberikan pelajaran bagi kita bahwa ketika kita melakukan suatu ibadah hanya karena ingin dilihat dan ingin dipuji oleh manusia, semua amalan  ibadah kita itu akan sia-sia dan tidak diterima oleh Allah SWT, Rasulullah SAW pernah berasabda :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima suatu amal kecuali dengan ikhlash dan dengannya mengharap wajah-Nya.” (riwayat Nasai dengan sanad bagus)
Dan Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ghasiyah ayat 1-4
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ ﴿١﴾ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ ﴿٢﴾ عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ﴿٣﴾ تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً ﴿٤﴾
1. Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? 2. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, 3. bekerja keras lagi kepayahan, 4. memasuki api yang sangat panas (neraka),

Itulah bahaya dari sifat riya yang dijelaskan Allah SWT di dalam Q.S Al Ghasyiyah, Allah menjelaskan bahwa betapa banyak orang ketika di dunia telah melakukan banyak amal ibdah akan tetapi di akhirat mereka mendapatakan balasan api neraka, karena mereka melakukan suatu ibdah bukan karena Allah SWT akan tetapi hanya ingin dilihat dan dipuji oleh manusia.

            Oleh karena itu marilah kita membersihkan hati kita dengan memperbanyak istigfar dan ketika kita melakukan suatu amalan ibadah janganlah berniat untuk dipuji oleh manusia karena semua itu akan menghapus pahala dari amalan ibdah  yang kita kerjakan. Ada sebuah pentun yang telah saya buat berhubungan dengan bahaya sifat riya dan pantun ini juga adalah penutup dari ceramah singkat ini.
Buah sarikaya dimakan gajah,
Gajahnya bengong di siang bolong.
Orang yang riya dalam beribadah,
Bagaikan menabung di kantong yang bolong.
Inilah ceramah yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.
Akhirul kalam,

Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.

Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh….

Mardian Saputra
16.3300.044
Manajemen Dakwah

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Ceramahnya bagus banget saya suka terutama pantunnya,gak ada gunanya beramal hanya karna ingin dipuji orang lain.

      Hapus
  2. Kak ana punya teman namanya ria dia itu sering dicenng cengin uhhh Riya'gimam kalo menurut kakak

    BalasHapus
  3. Thanks kultumnya bagus izan salin

    BalasHapus
  4. Kak, aku izin pakai yaa
    Ceramah nya bagus jazakallahu khoiran

    BalasHapus

Arsip Blog